Tampilkan postingan dengan label Marketing : Artikel dan Note. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Marketing : Artikel dan Note. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Juni 2011

Kfc merambah indutri musik [marketing-club]

Kemarin malam  saya iseng  main ke kfc kemang. Dihalaman depannya sdh berdiri sebuah panggung lengkap dengan seperangkat alat musik, soundsystem dan lighting. Diatas panggung tertera tulisan 'bebi romeo various artist'! ohh rupanya ada launching album 'bebi romeo various artist'.

Sukses dengan peluncuran album dari agnes monica 'agnes is my name ' pd 5 februari 2011 silam. Hanya berselang 3 bulan saja  Kfc  kembali melaunching album 'bebi romeo various artist'.(Yg diidalamnya. Turut pula smash,mulanjameela,ahmad dhani,the virgin, marshanda dll). Isinya semua artis yg sedang happening.

Oiya tak ketinggalan sebelum agnes monica kfc jg pernah sukses bersama indah dewi pertiwi. Yg sekarang jg sedang naik daun dan belum lama ini IDP mendapat penghargaan sbg penyanyi pendatang baru terpopuler versi sctv award.
    
Sedikit flashback. KFC, tentunya tak begitu saja punya ide memadukan bisnis ayam goreng-nya sambil berjualan CD musik. Pemicunya lantaran resto cepat saji asal Amerika Serikat yang buka sejak 1979 ini, sempat kehilangan hingga 50% pangsa pasar pada periode 1990-an.

Saya perhatikan Terobosan yg dilakukan kfc  Indonesia sekarang ini adalah merambah pada indutri musik. Caranya dengan menggandeng musisi di mulai dari musisi yg kelas indie sampai kepada musisi yg sdh masuk pada major label. Hingga pada akhirnya seiring berjalannya waktu membuat kfc  berani mengeluarkan label musik bernama KFC Music Factory dengan produk awal album kompilasi volume 1.

Dibentuknya KFC Music Factory dimana KFC mulai fokus mengorbitkan artis atau band indie yang dinilainya punya potensi untukberbicara di kancah musik Indonesia. Hingga kini, KFC sudah mengeluarkan 3 album kompilasi KFC Music Hitlist 1-3 yang merupakan album kompilasi dari musisi-musisi jebolan KFC Music Factory sebut saja seperti BONUS, Pixel, Antique, Juliette, dan lainnya. Bahkan, KFCMusic Factory juga berhasil menelurkan album solo artis yang diresponcukup bagus oleh pasar, antara lain Juliette, Antique, hingga BONUS.

Hasilnya, beberapa tahun terakhir ini sdh mulai bs dilihat arus pendapatan baru pun terwujud. Dengan jumlah  lebih dari 400 outlet yg dimiliki kfc yg tersebar secara nasional, membuat banyak label besar sptnya tertarik bekerjasama dengan KFC utk dijadikan sebagai salah satu saluran distribusi CD musik.

Maklum, dalam sebulan rata-rata KFC katanya  bisa menjual 400 CD musik per outlet! Wow cukup fantastis bukan!.cd asli loh bukan bajakan

Artinya, boleh dikatakan KFC cukup berhasil menemukan peluang bisnis yg baru tanpa harus meninggalkan main businessnya! Hal ini secara otomatis jg sangat mendongkrak kembali bisnis lamanya (menjual makanan cepat saji), ataupun bisnis barunya menggarap bidang entertainment yg fokus di bidang musik&membentuk artis manajemen..

Strategi yang digunakan KFC dalam memasarkan artis-artis mereka adalah dengan memasangkan lagu dan video klip musik-musik tersebut di geraiKFC. Sehingga, selama konsumen makan di gerai KFC, maka mereka akan dihibur oleh musik tersebut. Jika seandainya mereka menyukainya, makamereka bisa langsung memesan album tersebut di kasir. Bahkan, ketikakonsumen tiba di kasir, mereka juga sudah ditawari untuk membeli albumKFC tersebut.

Setelah Melihat perkembangan musik yg begitu bergejolak diIndonesia, maka seolah tak mau menyia2kan kesempatan Kfc dengan bisnis ayamnya langsung ikut merambah industri musik. Padahal kemarin2 kita melihat cara-cara seperti ini.  Bermain diindustri musik hanya dijadikan 'mainan' yg dikuasai oleh perusahaan tv swasta, rokok&operator sellular.

Kita lihat hampir semua tv swasta punya program musik
Begitu juga dengan perusahaan rokok hampir semua perusahaan rokok punya agenda untuk menggandeng artist/band untuk melakukan tour hingga beberapa kota. Demikian pula operator sellular bs dikatakan hampir semua provider menjadikan musik sbg NSP/ringtone. Semuanya lengkap dengan kemasannya masing2!

Bahkan sepenglihatan saya semua even yg ada dan pernah ada memang tdk terlepas dr yg namanya musik.

Yg jd pertanyaan benarkah elemen 'musik' sekarang ini merupakan salah satu cara tercepat yg cukup menjanjikan selain mendatangkan income yg lebih buat perusahaan, tetapi jg bs dijadikan sebagai ladang baru dari bisnis lama yg sdh berdiri?  


Regards,

Gilbert
Sent from my BlackBerry®

Jumat, 26 Juni 2009

Sosro Ambil Alih McDonald's?

Pengelolaan gerai McDonald's di seluruh Indonesia resmi diambil alih PT Rekso Nasional Food dari PT Bina Nusa Rama. PT Rekso Nasional Food adalah anak perusahaan Rekso Group, induk usaha PT Sari Sosro produsen Teh Sosro.
"Hari ini kami telah menyelesaikan penjualan aset restoran McDonald's milik PT Bina Nusa Rama ke PT Rekso Nasional Food," demikian pernyataan yang dirilis McDonald's Indonesia dalam siaran persnya, Rabu (3/6).
Selain itu, PT Rekso Nasional Food telah menandatangani Master Franchise Agreement dengan McDonald's International Property Company (MIPCO) yang memberikan izin untuk mengoperasikan semua restoran yang sebelumnya dioperasikan oleh PT Bina Nusa Rama dan membuka restoran baru di seluruh Indonesia.
PT Rekso Nasional Food menyatakan sangat antusias dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan merek dagang McDonald's di Indonesia dan yakin bahwa seiring dengan usahanya mengembangkan merek dagang McDonald's di masa depan akan ikut menumbuhkembangkan peluang bisnis bagi para pemasok serta pihak-pihak lain yang terkait. Selain itu, PT Rekso Nasional Food juga yakin bahwa akan tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.
Setelah mengambil alih pengelolaan McDonald's, PT Rekso Nasional Food berencana untuk membuka lebih dari 75 restoran baru dalam lima tahun mendatang. "Kami yakin hubungan baru ini akan menguntungkan pelanggan setia McDonald’s di seluruh Indonesia setiap harinya," demikian pernyataan tersebut.
Pengalihan ini tidak memengaruhi kepemilikan Bambang Rachmadi, sebagai pemilik saham PT Bina Nusa Rama dan pemilik 13 gerai restoran McDonald's yang dioperasikan Bambang sebagai pemegang hak waralaba McDonald's sebelumnya.
Mengingat selama ini McDonald’s punya kerja sama khusus dengan Coca Cola, apakah kali ini Teh Sosro akan masuk ke gerai-gerai McDonald’s? Kita tunggu saja

Sumber : Kompas.Com

Wajah Marketing Zaman Ini

Ada banyak perubahan dalam dunia marketing jika ditelusuri dari tahun 1950-an hingga sekarang. "Dulu marketing dilakukan oleh tenaga marketing, tapi sekarang semua orang bisa melakukannya," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times.
Saat ini membangun brand tidak lagi mesti dari iklan tapi ditentukan pada dominasi dan kekuatan komunikasi. Dalam sisi penjualan, produk tidak lagi dijual lewat toko, tetapi secara on line. Berikutnya, kalau dulu produsen menjual produk untuk semua orang sekarang terkonsentrasi kepada perusahaan yang punya target pasar yang jelas.
Pola pikir juga berubah, saat ini pola pikirnya global dan lokal, tidak seperti dulu yang hanya berpikir lokal saja. Dan yang penting marketing zaman sekarang memikirkan betapa berharganya konsumen untuk jangka panjang dengan sistem koneksi dan kolaborasi

Sumber : Kompas.Com

Evolusi Marketing, dari Transaksi ke Kolaborasi

Sama seperti bidang lain, dunia marketing pun mengalami evolusi. "Pada tahun 1950-an tipenya marketing transaksi, tahun 1980-an marketing relationship dan pada tahun 2000 sampai sekarang marketing kolaborasi," kata Philip Kotler saat Seminar Marketing in Turbelent Times di Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
Marketing transaksi yang terjadi tahun 1950-an memiliki ciri banyak perusahaan terlibat dalam transaksi di pasar saham, sebagai tempat yang paling bernilai. Kedua, pembelinya pasif. Mereka banyak ditargetkan dengan penawaran-penawaran. Ketiga, konsep perusahaannya menciptakan nilai untuk konsumen. "Berikutnya, interaksi konsumennya elicit needs dan solicit feedback," ungkap Philip.
Sementara ciri marketing relationship antara lain, pertama, hubungan antarkonsumen berlaku untuk jangka panjang. Kedua, pasar adalah tempat di mana banyak nilai ditampilkan. Ketiga, portofolio dari bentuk relasi akan bisa diolah. Keempat, mencoba menarik, mengembangkan dan memelihara keuntungan dari konsumen. Kelima, mengamati konsumen dan mempelajari serta belajar menyesuaikan diri dengan keinginan konsumen.
Lalu bagaimana wajah dunia marketing sejak tahun 2000 hingga sekarang? Hal pertama ditunjukkan dengan wajah pasar sebagai tempat berkumpulnya nilai-nilai yang disepakati dengan banyak dialog. Kedua, pengalaman bersama untuk mencipta. Ketiga, mengikat konsumen untuk menciptakan nilai yang unik. Dan terakhir, melakukan dialog aktif dengan lonsumen dan komunitasnya

Sumber : Kompas.Com

Kiat Menjalankan Marketing Zaman Ini

Menghadapi perubahan yang berarti di zaman ini, teknik pemasaran juga mesti memperhatikan beberapa hal penting.
"Anda harus lebih fokus budaya setempat, harus punya penghargaan yang lebih tinggi terhadap nilai-nilai yang berlaku," kata Philip Kotler dalam Seminar Marketing in Turbelent Times.
Selain itu, ada 7 kiat yang layak diperhatikan menurut Kotler, antara lain:
1. Perusahaan mesti memberikan pelayan yang terbaik
2. Harus menjual pengalaman, emosi dan karya otentik
3. Harus membangun hubungan yang baik pada konsumen
4. Harus punya relasi dengan media, blogg, dan situs-situs pertemanan yang melibatkan banyak orang atau komunitas
5. Harus mampu mengembangkan dengan cepat sistem dan perencanaan
6. Harus mampu mengukur hasil-hasil dan akuntabilitas perusahaan
7. Harus menyeimbangkan penghargaan kepada para pemegang saham

Sumber : Kompas.Com

Chaotic Management System ala Philip Kotler

Resesi bakal menghantui negeri kita hingga 10 tahun ke depan. Berikut beberapa cara menghadapinya (chaotic management system) menurut Bapak Marketing Dunia, Philip Kotler, yang terungkap dalam seminar "Marketing in Turbulent Times" di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (27/5).
1. Amankan bagian keuntungan pasar perusahaan Anda dari segmen konsumen.
2. Melakukan penelitian terhadap konsumen dengan lebih sering. "Karena apa yang mereka butuhkan dan inginkan selalu berubah," ungkap Philip.
3. Meminimalkan biaya perawatan.
4. Fokus pada pemasaran.
5. Jangan berikan diskon pada produk andalan.
6. Menghentikan program yang tidak berjalan baik

Sumber Kompas.Com

Philip Kotler: Think Customers and You'll Be Save

Mengakhiri seminar sehari bertajuk "Marketing in Turbulent Times" pada hari Rabu (27/5), Prof Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia: "Think customers and you'll be save". Artinya kurang lebih, rengkuhlah para pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.
Seminar diselenggarakan atas kerja sama Kompas Gramedia, Markplus Inc, dan BRI Prioritas itu berlangsung menarik. Kotler di penghujung seminar menjelaskan masa depan marketing yang akan ditandai dengan kolaborasi antara produser dan seluruh stakeholder, termasuk pelanggan tadi.
"Collaborative marketing antara lain ditandai dengan co-created experiences," kata Kotler. Ia menjelaskan, keterlibatan pelanggan dalam menghasilkan produk yang lebih baik menjadi bagian penting dari model pemasaran masa kini.Ia mencontohkan tentang pelibatan komunitas sepeda motor. Mereka diundang oleh perusahaan tertentu untuk memberikan sumbangan pemikiran guna memperbaiki produk motor yang menjadi idola mereka itu.
"Belum semua perusahaan memasuki collaborative marketing secara utuh," ujarnya. Sebagian baru memasuki fase relationship marketing, yang sifatnya lebih menjaga hubungan antara produsen dengan konsumen. Namun ini masih lebih baik daripada sekedar transactional marketing, yang muncul pada era 50-an.
Kepada ratusan hadirin yang tampak betah mengikuti seminar dari pagi hingga petang itu, Kotler menjelaskan evolusi marketing mulai dari era 50-an sampai era 2000-an, yang ia sebut financially-driven marketing. Masing-masing era menciptakan istilah tersendiri dalam dunia marketing, yang berlaku baik pada masanya. Tetapi selayaknya sebuah evolusi, makin ke sini makin kompleks sejalan dengan kemajuan ekonomi dan industri komunikasi.
Dalam bahasa Inggrisnya yang sangat jelas dan tidak rumit itu, Kotler, yang hari ini berusia 78 tahun, itu merumuskan pola marketing masa depan itu sebagai Marketing 3.0, yang bukunya segera diluncurkan.
Marketing nantinya tidak hanya menyentuh pikiran dan hati pelanggan, tetapi juga harus sampai pada penciptaan semangat (spirit) di antara para pelanggan. Sehingga, suatu perusahaan tidak hanya mampu membuat sekadar lebih baik atau berbeda dengan kompetitornya, tetapi juga bahkan mampu membuat perbedaan.
Kotler malam ini menghadiri jamuan makan malam (gala dinner) yang diselenggarakan oleh Kementerian Budpar. Pada kesempatan itu, Kotler akan diangkat oleh Pemerintah Indonesia sebagai Dubes Pariwisata Indonesia.

Sumber : KOMPAS. COM

10 Konsep Marketing by Hermawan Kertajaya

Bagi seorang bisnismen, enterpreneur atau marketer, berikut ini 10 konsep marketing dari Hermawan Kertajaya (ringkasan) yang berguna bagi pengembangan diri dan penambahan pengetahuan, barangkali bermanfaat :

( 01 ) SATU: LOVE YOUR CUSTOMER, RESPECT YOUR COMPETITOR.
Cintailah customer kita. Masak kita mau menjual barang yang jelek. Seperti Nabi Muhammad yang digelari Al Amin yang artinya Mr Trusty, Mr Honest.

Nabi Muhammad, ketika ada pedagang yang menyembunyikan kayu basah di bawah, mengatakan kayu basah harus disimpan di atas. Ini menunjukkan bahwa spiritual marketing itu sudah dimulai sejak zaman Nabi.

Lantas bagaimana kalau produk kualitas rendah, dibungkus dengan kemasan unik dan menarik untuk menyembunyikan kekurangannya. ..?

Kalau kita tidak love our customer mereka akan memusuhi kita. Respect our competitor, lihat Nabi! Terhadap musuh-musuhnya, even orang yahudi yang meninggal ia tetap menghormati karena Yahudi tetap manusia kendati ia musuh kita. Jadi bersaing ya bersaing tapi jangan sampai menjatuhkan. Karena competitor itu kan sama-sama membangun industri.

( 02 ) KEDUA: BE SENSITIVE TO CHANGE, BE READY TO TRANSFORM
Kita harus selalu sensitif terhadap bisikan dari atas. Seperti Nabi Nuh dulu dibisikin Tuhan supaya membuat persiapan menjelang banjir. Lalu Nabi melakukan persiapan.

( 03 ) KETIGA: GUARD YOUR NAME BE CLEAR WHO YOU ARE
Kita harus memiliki nama. Seperti yang dikatakan Aa Gym, dagang itu nama. Kalau kita sudah bisa dagang tanpa nyogok orang tidak akan meminta sogokan juga. Seperti kita (MarkPlus & Co) tidak pernah
nyogok untuk mendapatkan proyek. Akhirnya orang akan menerima kita. Ya wis, Mark Plus nggak perlu apa-apa.

( 04 ) KEEMPAT: CUSTOMERS ARE DIVERS GO FIRST TO WHO REALLY NEED YOU
Customers itu macam-macam. Kita harus pergi ke orang yang benar-benar membutuhkan kita. Kalau tidak butuh jangan dijualin. Jangan membujuk orang. Marketing kan sering dituduh membuat orang konsumtif. Tidak perlu barang itu dibujuk-bujuk. Itu jelas tidak baik.

( 05 ) KELIMA: ALWAYS OFFER A GOOD PRODUCT AT A FAIR PRICE
Jadi produk yang bagus harus diberi harga seimbang. Kalau jelek jangan bujukin orang.

( 06 ) KEENAM: BE ALWAYS AVAILABLE AND SPREAD THE GOOD NEWS
Kita harus selalu ada kalau orang membutuhkan kita. Pemberitaan itu harus kabar gembira terus jangan ngancam-ngancam. Orang dagang itu sebenarnya jangan ngancam pakai katabelece segala.

( 07 ) KETUJUH: GET YOUR CUSTOMERS AND KEEP GROW THE BUSINESS WITH THEM

( 08 ) KEDELAPAN: WHAT EVER YOUR BUSINESS IS A SERVICE BUSINESS
Pelayanan itu ibadah

( 09 ) KESEMBILAN: ALWAYS REFINE YOUR PROCESS IN TERM OF QUALITY, COST AND DELIVERY
Selalu usahakan meningkatkan kualitas, menurunkan cost supaya customers juga ikut menikmati dan delivery makin lama harus on time

( 10 ) KESEPULUH: GATHER RELEVAN INFORMATION BUT MAKE DECISIONS BASES ON YOUR WISDOM
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tapi keputusan terakhir berdasarkan hati nurani



Tks to Abe Setyawan ...

The Real World of a Hotelier

Here is an old but funny description that’s been floating around the internet, of what an ideal hotelier must be… (By Rolf Oppenheim )

AN HOTELIER MUST BE:
A DIPLOMAT
A DEMOCRAT
AN AUTOCRAT
AN ACROBAT
AND…
A DOORMAT.

He must have the facility to entertain Prime Ministers, Princes of industry, pickpockets, gamblers, bookmakers, pirates, philanthropists, posies and prudes.
He must be on both sides of the political fence, and be able to jump that fence.
He should be or have been, a footballer, golfer, bowler, tennis player, cricketer, darts player, sailor, pigeon fancier, motor racer and linguist, as well as have a good knowledge of any other sports, involving dice, cards, horse racing and billiards. This is most useful, as he has sometimes to settle arguments and squabbles. He must, therefore, be a qualified boxer, wrestler, weight lifter, sprinter and peacemaker.
He must always look immaculate, when drinking with the ladies and gentlemen mentioned in the second paragraph, as well as bankers, swanker, theatricals, commercial travelers and company representatives- even though he has just made peace between any of the two, four six or more of the aforementioned patrons.
To be successful, an hotelier must keep the bar full, the house full, the storerooms full, the wine cellar full, the customers full, and not get full himself.
He must have staff who are clean, honest, quick workers, quick thinkers, non drinkers, mathematicians, technicians, and at all times on the boss’s side, the customer’s side, and stay on the outside of the bar.
To sum up: the hotelier must be outside, inside, offside, glorified, sanctified, crucified, stupefied, cross eyed- and if he is not the strong, silent type, there is always suicide…

Media learning and teaching

Welcome to My media learning and teaching,

I hope its useful. Thanks to the sources and the author of the book